Provinsi Konservasi

Inisiatif Konservasi Provinsi di Papua Barat, Indonesia adalah kampanye visioner. Ini akan memastikan industri yang beroperasi di Papua barat memiliki prinsip berkelanjutan, menyisihkan cadangan besar-besaran untuk melindungi tanah dan laut Papua Barat, dan mengembalikan hak sumber daya kembali kepada masyarakat adat. Dan Papua Barat adalah harta karun dunia. Memiliki terumbu terkaya di dunia, hutan bakau terbesar di dunia, dan hutan hujan terbesar kedua di dunia.

Kami mengabdikan hampir 3 tahun hidup kami untuk membuat film dokumenter kami dan mengembangkan kampanye untuk mendukung gerakan luar biasa ini. Kemudian, bekerja dengan Conservation International, pemerintah kabupaten dan provinsi, dan penyanyi ikonik Papua Edo Kondologit, kami membawa film ini ke penonton di seluruh Papua Barat di bioskop luar ruang kami.

Dua puluh lima ribu orang menghadiri enam acara. Di setiap tempat kami juga mengadakan lokakarya sehari penuh untuk para pemimpin setempat, dan lebih dari 700 menandatangani surat dukungan untuk Provinsi Konservasi. Akhirnya, kami mengadakan pertemuan khusus dengan anggota kunci Parlemen Papua Barat, dan mereka berkomitmen untuk mengesahkan undang-undang yang mendalam ini.

Mereka meminta kami secara khusus untuk menunjukkan dukungan publik untuk Provinsi Konservasi. Di situlah kalian masuk. Kami membutuhkan kalian untuk mengangkat suara Anda. Kita perlu menunjukkan kepada Parlemen dukungan global untuk melindungi salah satu tempat hebat terakhir di dunia. Tolong, silakan tandatangani petisi. Kami sangat dekat. Suara Anda akan terdengar di lantai Parlemen Papua Barat. Lemparkan tinju Anda ke udara dan nyatakan “Aku Papua” – “Aku Papua.” Dan Anda akan menjadi bagian dari sejarah ini. “

“Dalam film terbaru mereka ‘Provinsi Konservasi’ (Provinsi Konservasi), pembuat film John Weller dan Shawn Heinrichs membawa kami dalam perjalanan ke Papua Barat, salah satu hotspot paling murni dan beraneka ragam di bumi. Rumah dari hutan bakau terbesar di dunia, hutan hujan terbesar kedua di dunia, dan terumbu dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, terumbu karang di Papua Barat tidak ada duanya. Namun, masuknya minyak kelapa sawit, penebangan, penambangan, pembangunan yang tidak direncanakan dengan baik, penangkapan ikan yang berlebihan, penangkapan ikan yang merusak, dan perdagangan satwa liar ilegal semua mengancam akan merusak tempat yang luar biasa ini, dan banyak masyarakat adat yang menyebutnya rumah. Dalam menghadapi ancaman yang tampaknya tidak dapat diatasi ini, pemerintah dan masyarakat Papua Barat telah bersatu untuk membela kekayaan alam mereka. Nasib Papua Barat sekarang terletak pada adopsi dan implementasi legislasi perintis yang akan menjadikan semua Papua Barat sebagai provinsi konservasi. ”